Peran Profesional Pengadaan dalam Revolusi Industri Ke-4

By July 25, 2018 Article, news

Courtesy of Infopublik.id from Kemenperin

 

Relevansi Industri 4.0 

Pada tanggal 4 April 2018, Presiden RI Bapak Joko Widodo meresmikan peta jalan untuk menghadapi revolusi industri jilid 4 (industri 4.0). Sektor prioritas yang masuk peta jalan adalah industri makanan dan minuman (food and beverages), elektronik, otomotif, tekstil, footwear, dan kimia. Sektor-sektor ini didukung penuh dengan insentif fiskal peningkatan mutu layanan dan infrastruktur telekomunikasi.

Pertama-tama kita definisikan dulu apa itu Industri 4.0 dan cikal bakalnya. Pada konferensi HICSS ke-49 (Januari 2016)[1], para ahli sepakat bahwa seluruh pelaku pada rantai nilai (value chain) akan berkomunikasi dan bekerjasama secara real-time dan didukung oleh sistem yang terhubung melalui internet. Inilah karakteristik utama dari revolusi industri 4.0 dan insan Pengadaan memiliki peran penting dalam peningkatan nilai manfaat rantai pasok.

Pada tingkat sistem semua akan terhubung dan otomatisasi akan penting. Namun, pada intinya keterhubungan hanya dilihat dari sisi penambahan manfaat pada rantai nilai. Ini membutuhkan SDM yang berbasis pengetahuan, yaitu SDM yang profesional dan kompeten untuk menghasilkan solusi-solusi inovatif yang dapat menambah nilai.

Bila industri di Indonesia tidak terintegrasi dengan sistem rantai pasok secara global dan tidak menambah nilai, sumberdaya manusia Indonesia akan hanya menjadi pasar raksasa saja dan bukan pelaku ekonomi global yang kompetitif.

Data KADIN (November 2017) yang di lansir katadata.com mengidentifikasi trend mengkhawatirkan yaitu trend deindustrialisasi di Indonesia selama 10 tahun terakhir[2]. Industri manufaktur di Indonesia pertumbuhannya lebih lambat dari sektor-sektor lain. Bila trend ini berlanjut, bisa saja Indonesia lambat laun terjerat menjadi pasar dan eksportir sumberdaya alam saja. Penambahan nilai pada rantai nilai global dan pada pelayanan publik dan pasar domestik menentukan bersaingnya ekonomi Indonesia.

Perlu diingat bahwa kekuatan riil saat ini adalah bila suatu ekonomi memiliki pengaruh dalam rantai pasok global dan oleh karenanya memiliki kekuatan tawar dalam kebijakan perdagangan dan luar negerinya. Neraca perdagangan Indonesia pun terancam jomplang dengan adiksi impor yang dibarengi lemahnya ekspor manufaktur. Peta jalan menghadapi revolusi industri jilid 4 menjadi angin segar dengan urgensi tinggi untuk perubahan positif terhadap tingkat bersaingnya ekonomi Indonesia secara global di masa yang akan datang.

 

Andil Profesionalisasi dan Modernisasi Pengadaan

SDM Pengadaan pun memiliki andil dalam menambah nilai pada efisiensi rantai pasok dan integrasi kedalam rantai pasok global. Perpres 16/2018 yang memuat prinsip value for money dalam Pengadaan pun secara filosofi sudah sinkron dan menjadi pertanda bahwa kerangka regulasi di Indonesia sudah progresif. Tinggal praktisi menjemput bola dengan serius. Syukurnya, sudah ada jejaring ahli Pengadaan dalam bentuk Centers for Procurement Excellence (CoE) yang secara proaktif menjadi sarana penularan ilmu peningkatan manfaat pada rantai nilai.

Dari infografis Kemenperin mengenai peta jalan Indonesia untuk menghadapi industri  4.0, CoE dapat membantu dalam memberikan solusi pengadaan strategis terhadap: (i) perbaikan alur aliran material; (ii) input terhadap desain zona industri; (iii) peningkatan kualitas SDM; (iv) pemberdayaan UMKM; (v) penerapan teknologi dan inovasi; dan (v) membentuk ekosistem yang inovatif dengan perspektif mission-driven.

CoE adalah simpul-simpul ilmu pada jejaring ahli Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang secara aktif merangkul seluruh pemangku kepentingan dalam rantai nilai dalam pelayanan publik untuk menambah nilai. Pada tanggal 20 Juli 2018, Direktorat Logistik ITB resmi terpilih menjadi koordinator sistering program untuk inisiatif COE. Kegiatan dilakukan di Banyuasin yang dimana tuan rumah, Pemerintah Kabupaten Banyuasin juga merupakan CoE yang sudah dibangun dalam proyek modernisasi pengadaan MCA-Indonesia (2013-2018).

Platform media sosial seperti GreatProcurement.com dapat mendukung akumulasi dan penyebaran praktek cerdas dalam meningkatkan nilai manfaat pengadaan dalam rantai nilai. Platform dapat pula menjadi ruang pembelajaran untuk berinovasi dari ujung barat Indonesia hingga ujung timurnya. Inilah harapan yang disampaikan oleh ibu Dewi Larasati Ph.D, Direktur Direktorat Logistik ITB saat kami jumpai pada acara ramah tamah buka bersama di bulan Ramadan tahun ini.

Saling bertukar informasi antar sektor, khususnya lintas sektor dengan sektor-sektor prioritas pun menjadi mungkin dan lingkungan inovatif yang mengangkat fungsi pengadaan menjadi strategis dapat mendorong peta jalan yang dicanangkan oleh Pemerintah.

 

Momentumnya pas banget.

[1] Konferensi Internasional Hawaii mengenai Keilmuan Sistem dan Teknologi Informasi (HICSS) adalah konferensi paling terkemuka untuk litbang Teknologi Informasi dan Komunikasi di dunia.

[2] https://katadata.co.id/berita/2017/11/27/kadin-sebut-indonesia-alami-deindustrialisasi-dalam-10-tahun-terakhir

2 Comments

  • indrani says:

    Sebuah media yang bagus, saya sangat tertarik dan mohon info kegiatan diskusi/pelaatihan terkaiat dgn procurement. khusus nya di industri manufaktur
    terima kasih

    Salam,
    Indrani
    (dosen prodi Manajemen Logistik, Politeknik APP, Kemeneprin; instruktur PBJ LKPP; anggota IAPI)

  • Sherlyn says:

    Your website has superb material. I bookmarked the site

Leave a Reply